Elegant Rose - Help Select

Jumat, 22 November 2013

Zamrud Katulistiwa Yang Terlupakan



Indonesia yang tanahnya membentang di bawah khatulistiwa memang surga yang keindahannya diakui dunia. Negeri kita adalah surga biodiversitas dengan banyak belantara hijau memukau. Di dalamnya ribuan aneka bunga cantik tersembunyi. Satu di antaranya yang tercantik bernama Anggrek. Terdapat 4000-5000 spesies Anggrek yang hidup dan tumbuh di alam Indonesia. Jumlah yang luar biasa besar ini menjadikan nusantara kerap dijuluki The Land Of Orchids dan kecantikan Anggrek Indonesia laksana zamrud di khatulistiwa.
Pulau Kalimantan/Borneo diyakini menjadi tempat dengan kekayaan Anggrek terbesar yakni mencapai 1400 spesies, diikuti Sumatera dengan 1126 spesies, Jawa 769 spesies, Sulawesi 500 spesies, Maluku 369 spesies dan Nusa Tenggara sekitar 200 spesies. Jumlah ini boleh jadi akan bertambah jika tanah Papua dieksplorasi dengan sepenuh hati.
9 Januari 10 tahun yang lalu Indonesia resmi menetapkan bunga Anggrek sebagai salah satu identitas nasional. Adalah Phalaenopsis amabilis, Anggrek yang ditetapkan sebagai salah satu Bunga Nasional Indonesia menemani bunga Padma (Rafflesia arnoldi) dan Melati (Jasminum sambac). Melalui Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993, Phalaenopsis diberi label istimewa bernama Puspa Pesona. Anggrek ini memang mewakili pesona dan kecantikan Anggrek dan alam Indonesia secara keseluruhan.
Phalaenopsis amabilis ditemukan oleh peneliti dunia bernama Carl Blume di Nusa Kambangan, Jawa Tengah pada 1825. Laporan lain menunjukkan bahwa Rumphius pada 1750 lebih dulu menemukan jenis ini di Indonesia Timur. Namun fakta keduanya tak membantah kalau Phalaenopsis amabilis adalah bunga asli Indonesia yang kini dikenal oleh masyarakat dunia. Phalaenopsis amabilis memang populer di dunia. Popularitasnya bahkan telah menjulang jauh sebelum ditetapkan sebagai Puspa Pesona Indonesia. Warna putihnya yang kuat, rupa bunganya yang eksotis serta bentuk labellum yang khas membuat anggrek ini banyak dipilih sebagai induk silangan untuk menghasilkan hibrida-hibrida unggul.
Tanpa mengenalinya lebih dulu, bangsa ini akan sulit mencintai dan menjaga Anggreknya sendiri. Bayangkan apa jadinya jika di sebuah perbukitan masyarakat menjadikan Anggrek sebagai pakan ternak. Bayangkan apa jadinya jika di sebuah lembah Anggrek langka Indonesia hanya dianggap sebagai barang dagangan berharga murah.
Hingga kini, 10 tahun lewat semenjak 9 januari 1993 itu, kita masih sekedar berbangga menyebut diri sebagai Negeri Anggrek Dunia, hanya sebatas mengulang 5000 jenis Anggrek ada di Indonesia. Sementara kenyataannya tak benar-benar mengenali dan cenderung tak peduli. Dalam buku pelajaran anak sekolah, mengapa harus tulip, matahari atau mawar yang kerap dimunculkan sebagai ilustrasi dan contoh untuk mengenal dunia tumbuhan. Kita punya Anggrek, bunga nasional yang kecantikannya tak dimiliki oleh negara lain.
Ingatlah negeri ini mendapatkan hadiah 5000 jenis Anggrek dari Tuhan. Hadiah untuk kita kenali, jaga dan cintai. Mari mulai kenali lagi Anggrek Indonesia bukan sebatas sebagai tanaman hias semata. Anggrek Indonesia adalah identitas, kekayaan yang tak tergantikan dan seharusnya membanggakan. Walau kini kenyataannya menyedihkan, di tanahnya sendiri, di negeri yang menjadikannya sebagai Bunga Nasional, Anggrek justru masih menjadi anak tiri, Zamrud Khatulistiwa itu terlupakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar